teknik dasar fotografi untuk pemula

Teknik Dasar Fotografi
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat
menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi
setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan.
Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure)
yang tepat.
A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan
memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang
semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat
tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus,
terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek
dengan lensa.
B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah
unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada
dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat
terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan
beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film
(ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan
film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang
dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya
(under exposed).
Bukaan Diafragma (apperture)Æ
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau
banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan
dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ;
16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut
menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma
digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
page 1 / 2

Modul Perkuliahan Fotografi 1
Kegitan Belajar 1 SEJARAH FOTOGRAFI
1.1 Pendahuluan
Selamat berjumpa pada modul ini dalam kegiatan belajar 1. pada kegiatan belajar ini akan diuraikan mengenai sejarah fotografi sebagai uraian awal sebelum Anda mempelajari uraian selanjutnya agar Anda dapat lebih memahami fotografi dengan baik. Apakah Anda sudah siap mengikutinya, jika Anda sudah siap Anda dapat membacanya dengan seksama uraian kegiatan belajar ini. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul kegiatan 1 ini diharapkan Anda memahami sejarah fotografi dan mengetahui bagaimana awalnya perkembangan fotografi dengan benar. Tujuan Instruksional Khusus Dengan modul kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan dapat memahami hal – hal sebagai berikut : Asal mula fotografi. Kamera yang telah dihasilkan. Bahan peka dalam memotret. Tokoh – tokoh dalam fotografi.
Untuk itu Pelajarilah kegiatan belajar ini dengan baik. Selamat mengikuti Uraian berikut ini.
1.2 Uraian
1.2.1 Asal Mulanya
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.
Modul Perkuliahan Fotografi 2
1.2.1.1 kamera Obscura Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang diatas kebawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut “ Kamera Obscura “ yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat pemotret. Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu dindingnya. Siapa yang mula – mula membuat kamera obscura berupa alat untuk “menangkap“ bayangan tidak dapat dipastika. Banyak ilmuwan yang pada zamannya menulis tentang alat itu termasuk Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dan Descartes. Giovanni Battista Della Porta adalah orang pertama yang melengkapi alat kamera obscura dengan sebuah lensa sederhana. 1.2.1.2 Pinhole Kamera Dalam bentuknya yang paling sederhana, alat untuk memotret berupa sebuah kotak yang tertutup dengan sebuah lubang pada salah satu dindingnya. Dalam bahasa aslinya kamera ini disebut “ Pinhole Camera “ yang artinya lubang jarum. Pada pinhole kamera tidak terdapat lensa melainkan lubang sebesar ujung jarum. Lubang yang kecil itulah yang meluluskan cahaya untuk penyinaran. Gambar menunjukan sebuah pinhole kamera dengan lubang sebesar ujung jarum untuk meluluskan cahaya penyinaran. Yang menjulur ke bawah gunanya untuk menutup lubang.
Modul Perkuliahan Fotografi 3
1.2.1.3 Bahan Peka Apakah anda mengetahui bahan apa yang digunakan dalam memotret. Yang pasti apapun kamera yang digunakan, yang sederhana atau yang mutakhir, kita tidak dapat memotret. Bila perak nitrat dicampur kapur lalu terkena cahaya akan berubah, mula – mula merah tua lalu lembayung biru. Dengan menyinari campuran itu pada cahaya maka memotret kalau tidak ada bahan yang peka akan cahaya. Kalau bahan peka itu seperti yang terdapat pada film sekarang telah disinari dan kemudian dicuci, bahan peka itu menghasilkan negatif. Dari negatif dicetak gambar positif yang bernama foto. Baik pada negatif maupun pada foto, gambar hitam-putih dibentuk oleh berjuta-juta butir perak logam. Adapun bahan kimia yang peka akan cahaya sudah diketahui orang sebelum abad ke 12 Zuber seorang ahli kimia bangsa Arab telah menemukan perak nitrat yang peka akan cahaya, kemudian Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa perak nitrat lebih cepat berubah bila kena sinar lembayung. Jadi pada waktu itu orang telah mengetahui bahwa cahaya matahari dapat diuraikan melalui sebuah prisma. Sceele pula yang dapat menetapkan perubahan itu, sehigga tidak lenyap kembali, untuk itu dia menggunakan amoniak. 1.2.2 Tokoh – Tokoh Fotografi 1. THOMAS WEDGWOOD ( 1771 – 1805 ) Dalam tahun 1802 di Inggris Thomas Wedgwood menemukan suatu metoda untuk memindahkan gambar atau lukisan yang terdapat pada sebidang kaca dengan cahaya keatas atau kulit yang dibuatnya peka lebih dahulu dengan perak nitrat atau perak chloride. Juga gambar – gambar silhuet dapat dibuatnya dengan cara yang sama. Tetaapi ketika gambar – gambar itu terkena cahaya , gambar tersebut lenyap kembali. Dia hanya dapat melihat eksperimennya itu dengan cahaya lilin saja. Wedgwood belum dapat membuat gambar – gambar itu menjadi permanent, walau teman – temannya mungkin sudah megetahui tentang percobaan yang dilakukan oleh Scheele untuk menetapkan gambar dengan amoniak.
Modul Perkuliahan Fotografi 4
2. JOSEPH NICEPHORE NIEPCE ( 1765 – 1833 ) Di Prancis Joseph Nicephore Niepce melakukan berbagai percobaan dengan kamera yang dilengkapi dengan lensa. Begitu pula dengan macam – macam bahan kimia. Dalam tahun 1816 dia berhasil membuat gambar negatif dengan cahaya diatas kertas yang dibuatnya peka lebih dahulu dengan perak chloride. Kemudian dalam tahun 1822 dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavendar ke keatas sebidang plat yang terbuat dari campuran timah hitam dan timah putih. Sesudah itu menyinarinya dalam kamera berjam – jam lamanya pada terik panas matahari. Plat yang telah disinari itu diolahnya dalam campuran 1 bagian minyak lavender dengan 10 bagian minyak tanah. Campuran minyak lavender dan minyak tanah itu dengan lambat melarutkan bagian aspal yang tidak kena cahaya, sedangkan aspal yang kena cahaya tidak dapat larut. Dengan demikian dia langsung mendapat gambar yang positif. Pada tahun 1829 Niepce menukar plat timah dengan plat yang disepuh dengan perak. Mungkin penemuannya inilah yang membawa Daguerre kemudian bekerjasama dengannya dalam penemuan berupa plat yang dibuat peka dengan perak kemudian diberi uap iodina. Niepce meninggal sebelum kerjasamanya menxapai hasil yang didambakannaya, kerjasamanya itu dilanjutkan oleh putranya bernama Isidore. 3. LOUIS JACQUES MANDE DAGUERRE ( 1787 – 1851 ) Terpisah dari Niepce, mula–mula Deguerre membuat percobaan-perxobaan pula untuk membuat permanen hasil pemotretannya. Pada tahun 1826 Deguerre berkenalan dengan Niepce. Tiga tahun kemudian meraka membuat persetujuan untuk saling menukar pengalaman. Sebelum tercapai suatu hasil bersama, Joseph meninggal.
Deguerre melumarkan selapis perak ke atas sebidang tembaga yang dipoles licin, kemudian diuapinya dengan iodina dalam kamar gelap. Perak yang diuapi dengan uap iodonia inilah yang seteleh kering menjadi peka akan cahaya. Tembaga dengan bahan peka inilah yang disinarinya dalam kamera selama 30 menit. Tembaga yang telah disinari itu diuapinya dengan uap air raksa dalam tabung yang dapat dipanaskan. Dari kaca yang berwarna dia dapat melihat perkembangan reaksi yang terjadi sampai gambar yang tadinya laten cukup muncul. Gambar ini
Modul Perkuliahan Fotografi 5
ditetapkannya dengan hipo. Proses yang ditemukan Deguerre ini terkenal dengan nama Dsguerreotipi. Penemuan Deguerre ini dibeli oleh pemerintah Prancis dan pada tanggal 15 Juni 1839 Raja Louis Phillipe mengukuhkan pembelian penemuan baru itu sebagai hadiah untuk seluruh dunia. 4. WILLIAM HENDRY FOX TALBOT ( 1800 – 1877 ) Pada zaman Deguerre, di Inggris William Hendry Fox Talbot giat pula melakukan percobaan sehingga akhirnya menemuan suatu proses untuk membuat foto dengan pinhole kamera. Sehingga bahan peka dia menggunakan perak nitrat kemudian perak chloride. Dengan bahan peka tersebut yang di lumarkannya diatas selembar kertas pada tahaun 1855 dia berhasil memotret rumahnya. Tidak lama kemudian dia menemukan perak bromida yang jauh leih peka. Talbotla yang mula – mula menggunakan obat pengembang untuk menimbulkan bayangan laten dari hasil pemotretannya dan kemudian menetapkan gambar yang sudah timbul itu dengan natrium thiosulfat atau hipo yang ditemukan oleh John Hershel dalam tahun 1819. sampai sekarang ternyata hipo itumasih digunakan untuk menetapkan. Kemudian negativf kertas itu dibuatnya tembus cahaya dengan lilin. Dari negatif kertas ini dicetaknya gambar positif pada kertas pula yang sebelumnya dilumarinya dengan perak chlorida sehingga merupakan sebuah foto. Bahan pengembangan yang digunakan cuka gallik, proses ini terkenal dengan nama kalotipi yang kemudian disebut juga Talbottipi. Dengan adanya urutan tahap-tahap pengolahan yang dilakukan oleh Talbot dalam menciptakan sebuah foto yaitu memotret, mengembangkan bayangan laten, menetapkannya kemudian mencetak foto dari negatif pada selambar kertas yang peka, maka lengkaplah tahap-tahap pembuatan foto seperti yang dilakukan sekarang. Itulah sebabnya orang sering menyebut Talbot sebagai bapak fotografi moderen, walaupun hasil penemuan Talbot pada waktu itu tidak mengimbangi antusiasme orang-orang di Eropa daratan dengan Daguerreotipi.
Modul Perkuliahan Fotografi 6
5. GEORGE EASMAN ( 1854 – 1932 ) Bukan diEropa saja orang giat dalam bidang fotografi yang baru ditemukan itu, akan tetapi juga di Amerika Serikat. Salah seorang diantaranya ialah George Easman. Dia memulai karirnya dalam bidang fotografi sebagai tukang membuat plat yaitu kaca yang dilumuri dengan gelatin dimana terdapat ahan peka. Mula – mula dia hanya dapat membuatnya dalam jumlah yang terbatas saja. Dalam tahun 1879 dia berhasil membuat sebuah alat yang dapat membuat peka banyak sekali. Ketika tahun 1888 dia memasarkan kamera Box dengan merk Kodak yang mudah cara menggunakannya, terjadilah suatu revolusi dalam bidang fotografi. Apalagi setelah dia menjual gulungan film dengan alas seluloid pada tahun 1891 yang dapat dimasukan ke dalam kamera pada cahaya terang sehingga lebih memudahkan lagi pekerjaan si pemotret. Hanya kamera dan film yang terjangkau oleh kantong rakyat Indonesia waktu itu, maka pada tahun 30-an fotografi sempat menyentuh perhatian beriu-ribu penggemar dinegri kita ini. Demikian populernya fotografi waktu itu sehingga dapat menambah perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Kamera disebut “Kodak” dan berpotret dakatakan “Berkodak”. Tidak percuma Easman memilih perkataan Kodak yang tidak ada artinya kecuali maksudnya supaya mudah diingat dan diucapkan oleh semua orang dimuka bumi ini. Suskses yang dicapai Easman lebih-lebih karana waktu itu dibanyak Negara dan tempat terdapat perwakilannya atau cabang perusahaannya. Disitu orang dapat memproses film yang telah disinari, kemudian membuat fotonya dengan ongkos yang tidak mahal. Dengan semboyan “ You push the button we do rest “ yang artinya “ Anda menekan tomol, kami melakukan selebihmya “, Kodak menjelajahi dunia dengan jayanya. 1.3 Rangkuman asal mulanya fotografi menggunakan kamera obxcura dan pinhole kamera. Bahan peka yang bisa digunakan dalam memotret yaitu perak nitrat, bahan yang peka akan cahaya. Tokoh – tokoh dalam fotografi yaitu Thomas Wedgeood, Joseph Nicephore Niepce, Louis Jacques Mande Deguerre, Willian Hendri Fox Talbot, dan George Easman.
Modul Perkuliahan Fotografi 7
1.4 Latihan 1
Untuk mengatahui sejauh mana pemahaman anda, cobalah anda kerjakan latihan 1
berikut ini.
1. Jelaskan asal mula dihasilkannya kamera obscura !
2. Apa yang terjadi jiak perak nitrat dicampur dengan kapur lalu terkena cahaya ?
3. Sebutkan 3 tokoh fotografi !
1.5 Tes Formatif 1
Berikanlah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda
pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
1. B - S Fotografi adalah hasil dari dua penemuan yaitu dalam bidang
ilmu alam dan ilmu kimia.
2. B - S Roger Bacon adalah orang pertama yang melengkapi alat kemera
obscura dengan sebuah lensa seferhana.
3. B - S Pada pinhole kamera terdapat lensa dan lubang sebesar ujung
jarum.
4. B - S Perak nitrat tidak cepat berubah jika terkena sinar lembayung.
5. B - S Diagfragma iris pada kamera dan bahan berupa akordeon dapat
direnggangkan dan dirapatkan untuk mengatur ketajaman.
6. B - S Talbotlah orang yang mula – mula menggunakan obat
pengembang untuk menimbulkan bayangan laten dari hasil
pemotreten.
7. B - S Kodak adalah merk yang pertama sekali dipasarkan.
Modul Perkuliahan Fotografi 8
1.6 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanla jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 1 dan tes formatif 1 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1.
Rumus : Tigkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100 % 7 Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali. 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang
- 69 % = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 2. bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 % anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1.
Modul Perkuliahan Fotografi 9
Kegiatan Belajar 2 ANATOMI DAN PERAWATAN KAMERA SLR 2.1 Pendahuluan Selamat berjumpa kembali pada modul ini, sekarang anda memaski kegiatan belajar 2. jika anda mempunyai kamera SLR, siapkanlah kamera anda. Perhatikan dengan seksama setiap sisi kamera yang mempunyai bagian – bagian tertentu, untuk memudahkan anda dalam mempelajari uraian kegiatan belajar 2 ini. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat memahami Anatomi dan Perawatan Kamera SLR denga benar. Tujuan Instruksional Khusus DEngan modul kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat menyebutkan hal – hal berikut : Bagian-bagian atas kamera SLR. Bagian-bagian bawah kamera SLR. Bagian-bagian depan kamera SLR. Bagian-bagian belakang dan tutup belakang kamera SLR. Perinsip kerja kamera SLR. Perawatan kamera SLR.
Pelajari dan amatilah kegiatan belajar ini dengan baik. Selamat mengikuti uraianberikut ini.
Modul Perkuliahan Fotografi 10
2.2 Uraian Anatomi kamera SLR mempunyai bagian-bagian tertentu untuk itu coba anda perhatikan gambar-gambar kamera berikut dengan memperhatikan nama-nama bagiannya. 2.2.1 Perinsip Kerja Kamera SLR Kamera SLR mempunyai beberapa prinsip kerja yaitu :
1. Cahaya masuk melalui lensa.
2. Sebelum rana dibuka, cahaya dipantulkan cermin menuju pentaprisma untuk dibalikan karena pada dasarnya bayangan yang masuk kedalam kamera itu terbaik dari keadaan sesungguhnya.
3. Ketika rana dibuaka ( pelepas rana ditekan ), secara bersamaan diagfragma yang udah diatur besarnya menutup ke posisi yang ditentukan. Cermin menutup dan rana membuka ( selama yang ditentukan p[engatur kecepatan rana ).
4. Cahaya yang masuk terekan pada film yang merupakan bahan peka cahaya.
5. Cermin, rana dan diafragma kembali keadaan semula setelah waktu yang kita atur pada pengatur kecepatan rana habis.
2.2.2 Perawatan kamera Sebuah kamera menuntut pemeliharaan pemiliknya, perhatikanlah petunjuk-petunjuk mengenai pemeliharaan kamera seperti diuraikan dibawah ini :
1. Jangan sekali-kali memperbaiki kamera sendiri. serahkan hal itu kepada ahlinya. Bila memunkionkan kirim kembali ke pabriknya.
2. Kamera ada tasnya, disinilah tempat yang amanbagi kamera. Tas itu dapat melindungi kamera dari benturan-benturan. Bila kamera tidak dipakai maka tutuplah tas itu.
3. Selama mencari sasaran, jangan biarkan lensa terbuka. Pasanglah tutup lensa, agar terhindar dari debu, pasir ataupun yang lainny. Jika ada debu yang halus, apalagi sebutir pasir menempel pada permukaan lensa akibatnnya bisa fatal. Jika tidak hati-hati membersihkannya, butir debu atau pasir bisa menggores
Modul Perkuliahan Fotografi 11
permukaan lensa. Goresan ini tidak dapat hilang dan akan terus ada pada tiap foto yang dihasilkan.
4. Lensa tidak boleh kena air. Setetes air yang menempel pada permukaan lensa akan meninggalkan bekas putih sesudah kering dan akan jelas terlihat pada foto nantinya bersihkan lensa jika ada bekas putih itu.;
5. Hindari lensa dari jari yang berminyak. Bekas minyak akan tergambar di hasil cetak foto. Bila minyak itu mleket lama pada lensa, permukaan lensa akan rusak dan berjamur.
6. Membersihkan lensa ada caranya. Mula-mula tiuplah debu yang melekat pada permukaan lensa atau sapu dengan kuas halus khusus lensa, kemudian hapus atau gosok perlahan menggunakan kain khusus lensa, jangan menggunakan kain sembarang karena kain sutra sekalipun dapat mempunyai sifat menggores pada lensa dan untuk penggunaan terbaik gunakan cairan khusus.
7. Lensa bisa berjamur kalau terlalu lama tidak dipakai, simpanlah kamera jika tidak dipergunakaan di dalam Dry Box .
8. Jauhkan kamera dari udara dari panas, jangan letakan di ruang yang terkena matahari lamgsung, misalnya ruang kemudi pada kendaraan.
2.3 Rangkuman 1. Anatomi kamera SLR terdiri dari beberpa bagian yaitu bagian atas, bagian bawah, bagian depan dan bagian belakang kamera. 2. Prinsip kerja Kamera SLR pada umumnya berasal dari masuknya cahaya melalui lensa. 3. Sebuah kamera haruslah dirawat dengan baik agar selalu awet dan bersih, terutama pada bagian lensa yang memerlukan perawatan lebih. 2.4 Latihan 2 Istilah pertanyaan berikut ini untuk mengingatkan anda mengenai uraian diatas.
1. Sebutkan bagian depan kamera !
2. Ceritakan dengan singkat prinsip kerja kamera SLR !
3. Mengapa lensa kamera tidak boleh selalu terbuka ?
Modul Perkuliahan Fotografi 12
2.5 Tes Formatif 2 Berilah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pertanyaan berikut ini :
1. B - S pengatur kecepatan rana terdapat pada bagian atas kanera.
2. B - S Gelang focus terdapat pada bagian bawah kamera.
3. B - S Bayangan yang masuk kekamera terbalik dari keadaan sesungguhnya.
4. B - S Cahaya masuk melalui jendela bidik.
5. B - S Membersihkan lensa dapat menggunakan kain sutera.
6. B - S Untuk menahan udara yang lembab dapat menggunakan silica gel dalam tas kamera.
7. B - S Udara panas baik untuk kamera.
8. B - S Minyak yang menempel dilensa menimbulkan bekas putih.
9. B - S Skala ruang ketajaman pada bagian atas kamera disebut DOF ( Deep Of Field ).
10. B - S Ada tiga bagian pada bagian depan kamera.
2.6 umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocoakanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 2 dan tes formatif 2 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat pnguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 2 ini.
Rumus : Tigkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100 % 13 Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali. 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang
- 69 % = kurang
Modul Perkuliahan Fotografi 13
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas atau lebih, Anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 3. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 % anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai.
Modul Perkuliahan Fotografi 14
Kegiatan Belajar 3 MENGOPERASIKAN KAMERA SLR
3.1 Pendahuluan
Selamat berjumpa kembali, akhirnya Anda sampai pada kegiatan belajar 3. Apakah Anda sudah siap untuk mengikuti uraian ini? Untuk itu jika Anda mempunyai kamera SLR, Anda dapat menyiapkannya supaya Anda dapat langsung mengetahui cara mengoperasikan kamera Anda. Tapi jika Anda belum mempunyai kamera SLR, Anda bisa memahami uraian modul ini dengan memperhatikan gambarnya. Dalam kegiatan belajar 3 ini akan diuraikan bagaimana cara mengoperasikan kamera untuk menghasilkan foto yang bagus sehingga Anda dapat memahami langkah-langkah memotret dengan baik. Tujuan Instruksional Umum Modul ini dimaksudkan untuk membantu Anda dalam mengetahui cara mengoperasikan kamera dengan memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk memotret. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan lebih memahami hal-hal sebagai berikut: Cara mengisi kamera Cara memegang kamera Cara memotret Cara menggulung film
3.2 Uraian dan Contoh
Setelah mengenal berbagai jenis kamera yang ada dan cara kerjanya, maka kita mengira-ngira untuk mengambil sebuah gambar. Hal yang paling penting sebelum pengambilan gambar atau melakukan pemotretan adalah melakukan persiapan-persiapan, daripada hanya sebuah teori.
Modul Perkuliahan Fotografi 15
Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memotret, yaitu:
I. Mengisi Film
Untuk sebuah kamera, khususnya kamera SLR atau otomatis, format film yang digunakan adalah standar yaitu 35 mm. Proses ataupun cara pengisian film ke dalam kamera kurang lebih sama. Berikut ini langkah-langkah pengisian film:
A. Langkah pertama adalah mempersiapkan yang akan kita isi.
B. Lepaskan kancing di bagian kamera dengan menarik tombol rewind ke arah atas, setelah itu buka penuh ke arah kanan
C. Selongsongan film dimasukkan pada kamar film di bawah. Tombol rewind dengan ujung spool (kumparan) pusat yang menonjol ke bawah lalu dorong kembali ke bawah. Mungkin Anda harus memutarnya sedikit agar ujung yang bercabang mencapai atau masuk ke dalam spool di ujung kumparan. Tarik film keluar dari selongsongan sepanjang punggung kamera agar mencapai ke spiodle take-up.
D. Setelah itu pastikan bahwa lubang-lubang di bagian bawah terikat oleh gigi jendela.
E. Tutup punggung kamera yang ada, jika film dikokang terus maka penghitung frame akan menunjuk angka 1 dan Anda siap untuk mengambil gambar yang pertama.
Ketika Anda mengokang film, tombol rewind harus berputar juga sebagai tanda bahwa film yang ada tertarik dari selongsongan film. Jika tombol rewind tidak berputar, putar kembali tombol rewind secara perlahan-lahan untuk memeriksa apakah film kendur. Jika tombol tidak bisa diputar dengan mudah, dan tetap tidak bergerak ketika Anda menarik film, maka ada yang salah. Gulung kembali untuk mengeluarkan film dan mulai lagi dari awal. Perhatikan gambar 1, cara pengisian film
1. Tarik tombol rewind dan buka punggung kamera
2. Masukkan selongsongan film
3. Tempelkan atau kaitkan ujungnya ke dalam take-up spool
4. Periksa gerakan gigi jendela]
5. Tutupi punggung kamera
Modul Perkuliahan Fotografi 16
6. Kokang film hingga mencapai angka 0 pada frame angka
7. Steel kecepatan film
Gambar 1
Modul Perkuliahan Fotografi 17
II. Memegang Kamera
Salah satu sebab paling umum mengapa gambar tidak tajam adalah guncangan kamera, yaitu gerakan kamera saat pengambilan gambar. Saat gambar diambil, gambar subjek diproyeksikan pada film oleh lensa. Jika kamera bergerak meskipun tidak terasa, sementara shutter terbuka, maka gambar yang ditempatkan pada film menghasilkan gambar ganda atau banyak. Dalam banyak kasus gerakan atau guncangan kamera begitu kecil sehingga gambar yang sebenarnya berbeda tidak dapat dibedakan. Hasilnya adalah penebalan garis lurus dan pembesaran detail sehingga gambar menjadi kurang tajam dari yang sebetulnya mampu dihasilkan oleh kamera. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus selalu dilakukan. Peganglah kamera dengan mantap sehingga tidak bergerak meskipun pada kecepatan tinggi. Pada kecepatan yang lebih rendah maka resiko guncangan kamera dengan sendirinya akan lebih besar. Umumnya agar dapat memegang kamera dengan mantap, fotografer harus berdiri tegak dengan kaki sedikit renggang sehingga berat badan terbagi secara merata pada kedua kaki. Kamera dipegang dengan mantap tapi tidak terlalu berat dengan kedua tangan dan lengan menjauhi badan serta membentuk siku yang menekuk. Perhatikan gambar 2, cara memegang kamera Pegangan Horizontal dan Vertikal
Perhatikan pada gambar 2.1 pegangan termudah untuk gambar horizontal yaitu tangan kiri memfokus dan menjalankan bukaan diafragma dan jarak lensa, sedangkan tangan kanan memutar film dan melepas shutter. Perhatikan pada gambar 2.2 pegangan untuk gambar vertikal, seperti ditunjukkan berupa jari pertama atau tangan kanan menekan shutter, dan jempol berfungsi untuk memutar film dan tangan kiri berada di posisi bawah tangan kanan dengan memegang lensa.
Modul Perkuliahan Fotografi 18
Gambar 2
Modul Perkuliahan Fotografi 19
Manfaatkan bantuan yang ada di sekitar Anda bisa dengan menyandarkan kamera atau siku pada dinding, punggung kursi atau menyandarkan pada pohon, tiang lampu ataupun yang lainnya atau bahkan dengan bertiarap dan menopangkan siku di tanah. Terkadang anda dapat menggunakan kaki tiga (tripod) pada sebuah kamera dan membiarkan memotret sendiri dengan self timer. Ingatlah bahwa gambar yang tidak tajam bisa dihasilkan oleh penempatan gambar yang terpecah, karena itu sudut pandang yang makin sempit dari lensa dengan focal length yang makin panjang dapat menyebabkan gambar kabur dengan gerakan kamera l;ebih sedikit daripada jika lensa focus atau focal length yang pendek. Kamera harus dalam keadaan diam agar menghasilkan gambar yang tajam. Guncangan kamera adalah musuh gambar yang tajam jadi usahakan pegangan yang mudah dan mantap agar kamera dalam keadaan diam pada saat gambar diambil.
III. Memotret
Pada tahap ini adalah langkah yang dilakukan setelah Anda mengisi film dan akan melakukan pemotretan. Anda dapat melakukan beberapa langkah yang harus diperhatikan pada saat pemotretan, yaitu: A.. Sesuaikan kamera dengan ASA film yang dipakai, biasanya terdapat pada pengatur kecepatan rana. Angka B pada rana adalah singkatan Bulb yang berarti membukanya rana tergantung lamanya pemotret menekan tombol pelepas rana. A. Jenis Rana a. Between The Lens Shutter Dari namanya kita ketahui letak rana ini yaitu pada lensa. Terdiri dari beberapa keping daun logam menutupi belakang lensa yang membuka hanya jika tombol lepas rana aktif. Rana ini disebut juga leaf shutter. Perhatikan gambar 4.1 berikut:
Modul Perkuliahan Fotografi 20
b. Focal Plane Shutter Rana ini terletakpersisi di depan film pada badan kamera, menutupi film dari cahaya. Rana ini terdiri dari dua tirai yang terbuat dari kanvas atau logam tipis. Perhatikan gambar 4.2 berikut ini: Perhatikan pada gambar 3, pada ASA ditetapkan standar yang sudah buka untuk porsi cahaya. Biasanya standar ini dituliskan pada bungkus film (Exposure Guide Table) dengan panduan sesuai cahaya, seperti terlihat pada gambar 3.1.
B. Memilih Subjek
Setelah menyesuaikan kamera dengan ASA film yang digunakan maka langkah adalah mencari subyek foto yang kita inginkan, disini tentunya Anda sebagai Fotografer harus jeli dan sermat dalam melihat lingkungan yang ada disekitar Anda. Setelah mendapatkan sukyek foto yang Anda inginkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda memotret yaitu ada pada langkah selanjutnya.
Modul Perkuliahan Fotografi 21
C.. Memilih Kecepatan Rana/Shutter. Rana adalah sebuat alat yang mengatur masuknya cahaya dalam waktu yang telah ditentukan. Rana berhubungan dengan waktu maka satuan rana adalah second atau detik. Perhatikanm gambar 4 berikut ini :
Secara umum pada kamera SLR untuk rana adalah sebagai berikut : 1, 1/2., 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000 dan B Angka –angka tersebut diatas ditulis pada pengatur kecepatan tanpa meniliskan 1: 1, 2, 4, 8, 15, dst. Rana ini mempunyai 2 keuntungan dibanding Bedween-the lans Shutter yaitu:
1. Memungkinkan lensa tukar dibuat dengan biaya lebih murah karena tidak perlu membuat rana pada lensa.
2. Dapat melakukan penyinaran dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Kecepatan rana harus sesuai dengan subyek karena kecepatan cahaya hingga tingkat tertentu, tergantung pada subyek. Sebuah subyek statis biasanyua dapat difoto pada kecepatan mana saja, baik tinggi atau rendah tapi subyek foto yang bergerak harus difoto pada kecepatan yang tinggi untuk menghindari hasil gambar yang kabur. D. Memilih Bukaan Diafragma. Diafragma adalah bagian dari kamera yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera , hal ini dinyatakan dalam satuan f- stop.
a. Bentuk diafragma.
Diafragma terdiri dari beberapa daun logam yang membentuk segi banyak dalam suatu lingkaran. Segi banyak yang merupakan lubang masuknya cahaya diantara daun-daun logam tersebut dan dapat diatur besarnya.
Modul Perkuliahan Fotografi 22
b. F-Stop
Nilai diafragma dinyatakan dengan f-stop yang ditulis dengan f / angka. Pada gelang diafragma terlihat angka-angka 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16, 22, berarti bahwa lensa tersebut dapat membuka diafragma dengan f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22. Berikut kita lihat perbedaannya pada gambar 5.1 dan 5.2. Pada gambar terlihat bahwa dengan angka yang kecil, lobang atau seterusnya kita namakan bukaan terbuka besar maka cahaya yang masuk akan lebih banyak. Sebaliknya jika angka besar, bukaan kecil maka cahaya yang masuk akan sedikit.
c. Hubungan antar f/stop pada kamera
Menaikkan satu f/stop (mengurangi angka f/stop) akan menambah cahaya yang masuk dua kali dari bukaan sebelumnya. Menurunkan f/stop (menambah angka f/stop) akan mengurangi cahaya yang masuk setengah kali bukaan sebelumnya. Contoh: f/4 menyalurkan cahaya dua kali f/5.6 f/11 menyalurkan cahaya setengah kali f/8
Susunan lengkap f/stop dengan perbandingan cahaya masuk setengah kali bukaan sebelumnya (makin lama bukaan makin kecil): 1 – 1.4 – 2 – 2.8 – 4 – 5.6 – 8 – 11 – 16 – 22 – 32 – 44 – 64 Apabila angka-angka yang tertera tidak lagi sesuai dengan aturan ini maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan angka yang berbeda tersebut tidak sama dengan 1:2 (dengan bukaan sebelumnya ataupun sesudahnya) Contoh: f/1.8 menyalurkan cahaya 1.3 kali f/2 f/3.5 menyalurkan cahaya 1.25 kali f/4 f/1.9 kira-kira sama dengan f/2
Untuk menghapal urutan diafragma Anda bisa menulisnya seperti ini:
1 2 4 8 16 32 64 1.4 2.8 5.6 11 22 44
Modul Perkuliahan Fotografi 23
E. Melakukan Komposisi
Komposisi dalam fotografi adalah cara menyusun elemen foto ke dalam format foto yang tujuannya untuk menyatukan elemen yang berbeda menjadi kkesatuan yang seimbang dan harmonis sehingga foto tersebut enak dilihat dan hidup. Dalam komposisi foto ini Anda harus memperhatikannya.
F. Melakukan Pengokangan.
Melakukan pengokangan berarti Anda telah melakukan penarikan film dari selongsongan yang ada dalam punggung kamera. Melakukan pengokangan ini biasanya menggunakan jempol kanan.
G. Menajamkan Gambar.
Cara melakukan penajaman gambar biasanya dilakukan di view finder. Cahaya dibelokkan dari cermin dan dibalikkan oleh pentaprisma kemudian menuju jendela bidik, pada jendela bidik itu ditafsirkan kembali oleh view finder. View finder memberitahu pemotret apakah subjek telah difokuskan dengan benar. Dalam fotografi terdapat bermacam-macam system view finder dalam menentukan fokus:
a. Double Image
Gambar yang belum focus akan kelihatan berganda dan makin hilang jika mendekati fokus.
b. Patah Silang
Terdiri dari lingkaran terbelah dua. Jika gambar belum fokus garis yang melalui dua bagian tersebut akan terpotong (hanya dalam lingkarannya) dan jika fokus tepat maka bagian garis pada lingkaran akan menyatu.
c. Prisma Mikro
Jika belum fokus, secara keseluruhan gambar akan kabur.
Modul Perkuliahan Fotografi 24
Selain view finder pada jendela bidik terdapat pula informasi-informasi mengenai keadaan kamera. Informasi yang dimuat antara lain mengenai petunjuk kecepatan rana dan light meter indicator.
H. Melepaskan bidikan.
Jika semua telah siap dan telah kita tentukan dan momen yang Anda anggap tetap, maka Anda dapat melepaskan bidikan dengan menekan tombol shutter dengan jari telunjuk kanan dan usahakan dalam melepaskan bidikan kamera yang Anda gunakan tidak goyang seperti yang telah dijelaskan di depan terlebih dahulu.
IV. Menggulung Film
Prosedur mengosongkan atau menggulung film dengan kamera di semua model sama. Langkah pertama yaitu periksalah apakah tuas pengokang sudah tidak dapat bergerak lagi atau petunjuk film telah menunjukkan angka akhir banyaknya film. Selanjutnya adalah tekan tombol rewind yang ada di bagian bawah kamera. Sekali ditekan maka tombol akan tetap tertekan. Tarik tombol rewind dan putar sesuai dengan arah panah pada kenop rewind. Dibutuhkan banyak putaran sebelum seluruh selongsongan film tergulung. Anda tahu kapan proses ini selesai karena terdapat pengurangan tegangan secara mendadak pada engkol. Jika proses tersebut telah dilalui maka buka punggung kamera dan keluarkan selongsongan film dengan cara menarik kenop rewind ke atas lagi. Setelah itu kamera siap diisi kembali. Perhatikan gambar 6 cara menggulung film:
Modul Perkuliahan Fotografi 25
1. Tekan tombol rewind
2. Tarik dan putar engkol tombol rewind hingga film meninggalkan take-up spool
3. Tarik ke atas tombol rewind dan buka punggung kamera
4. Keluarkan selongsongan film
5. Tutup punggung kamera
Gambar 6
Modul Perkuliahan Fotografi 26
3.3 Rangkuman
Anda telahmempelajari cara mengoperasikan kamera dan yang perlu Anda ingat ada beberapa langkah yang diperlukan dalam memotret, yaitu:
1. Mengisi Film
2. Memegang Kamera
3. Memotret
4. Menggulung Film
3.4 Latihan 3
Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda, cobalah Anda jawab pertanyaan di bawah ini:
1. Ceritakan cara pengisisan film dalam kamera dengan singkat
2. Sebutkan langkah-langkah dalam memotret
3. Apa saja yang harus diperhatikan dlam melakukan komposisi
3.5 Test Formatif 3
Berilah tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut Anda pada pertanyaan berikut ini: 1. B – S Langkah pertama dalam melakukan pemotretan adalah dengan menentukan subjek foto yang kita tentukan. 2. B – S Pedoman yang digunakan bahwa sebuah film telah terpasang dengan baik yaitu dengan melihat pada frame counter. 3. B – S Salah satu yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan yaitu dengan menentukan komposisi yang ada. 4. B – S Ada dua cara memegang kamera yaitu dengan pemegangan horizontal dan vertikal. 5. B – S Salah satu cara untuk mengetahui bahwa film yang kita gunakan telah habis dengan cara melihat apakah tuas pengokang sudah tidak dapat bergerak lagi.
6. B – S Agar memegang kamera dengan mantap maka fotografer harus berdiri tegak dengan kaki rapat sehingga berat badan seimbang.
Selamat Memotret
Semoga Anda Sukses
Modul Perkuliahan Fotografi 27
7. B – S Kecepatan sebuah pelepas shutter 1/60 lebih cepat daripada 1/30 detik. 8. B – S Pemegangan kamera yang tidak kuat dapat menyebabkan sebuah foto jadi kabur. 9. B – S Hal yang perlu kita perhatikan dalam menggunakan kamera adalah cara pengisian sebuah film. 10. B – S Ada tiga jenis cara memfokuskan dan salah satunya yaitu double image.
3.6 Test Uji Coba
Untuk mengetahui kemampuan Anda dalam mengoperasikan kamera cobalah Anda lakukan kegiatan di bawah ini dan hasilnya. Anda isi pada kolom penilaian dengan tanda check list pada skor penilaian dan berilah keterangan.
No
Nama Kegiatan
Penilaian
Ya Tidak
Keterangan
1.
Apakah film yang Anda isi pada kamera telah terpasang dengan baik.
2.
Apakah Anda sudah dapat memegang kamera dengan pegangan hori- zontal dan vertikal.
3.
Apakah Anda sudah dapat mengatur kecepa- tan rana ketika akan memotret.
4.
Apakah Anda sudah melakukan komposisi yang baik dalam memotret.
5.
Apakah dalam menggu- lung film Anda mendapatkan kesulitan.
Modul Perkuliahan Fotografi 28
3.7 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban latihan 3 dan test formatif 3 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100 % 13 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang - 69 % = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % k eats atau lebih Anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 4. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Modul Perkuliahan Fotografi 29
Kegiatan Belajar 4 PENCAHAYAAN 4.1 Pendahuluan Baiklah, setelah mempelajari kegiatan belajar 1 – 3 ini, kini Anda akan di ajak menyelami masalah yang paling utam dlaam Fotografi. Benar! Ini adalah masalah pencahayaan. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan pencahayaan? Jika tidak, berarti Anda tepat sekali untuk mulai membuka, membaca dan belajar pada kegiatan belajar 4 ini. Selamat membaca dan berkarya! Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari penggalan modul ini, Anda diharapkan dapat memahami masalah pencahayaan dan beberapa aspek yang berperan penting dalam proses penciptaan karya foto Anda. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, Anda diharapkan mampu: Menjelaskan pencahayaan dalam fotografi Menyebutkan sumber cahaya dalam fotografi Membedakan tiga kategori kualitas sinar (intensitas cahaya) Menyebutkan 7 macam arah datangnya sinar / pencahayaan Menjelaskan hubungan antara bukaan difragma, kecepatan rana dan iso film dengan pencahayaan Mempraktekkan proses pencahayaan yang Anda inginkan dengan menggunakan kamera SLR
4.2 Uraian dan Contoh A. CAHAYA DALAM FOTOGRAFI
Seperti yang Anda ketahui dari kegiatan belajar sebelumnya, bahwa memotret tidak mungkin dilakukan dalam keadaan gelap gulita, jika Anda menginginkan hasil yang maksimal. Untuk itu memang harus ada sinar atau cahaya yang masuk ke dalam kamera. Nah, unsure cahaya inilah yang menentukan bagus tidaknya hasil pemotretan. Jadi dapat
Modul Perkuliahan Fotografi 30
disimpulkan, bahwa pencahayaan dalam fotografi adalah hal yang mutlak dan harus ada. Fotografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana “menggambar” atau merekam dengan bantuan cahaya atau sinar dengan hasil foto atau potret. Cahaya sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu bahan dasar dalam proses “menggambar” itu. Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak akan tercipta. Tahukah Anda ada berapa pencahayaan dalam fotografi? Pencahayaan dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:
1. Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi, atau yang lebih Anda kenal dengan Exposure.
2. Pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (lighting set up)
EXPOSURE Exposure di sini berkaitan dengan kecepatan film (ASA), diafragma pada lensa, dan kecepatan shutter kamera. Pencahayaan di sini hanya sekedar untuk menghasilkan gambar yang tidak under atau over exposure, ini adalah pencahayaan yang sangat dasar dalam fotografi. Walaupun demikian, Anda jangan Meremehkannya, karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan foto yang baik. Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang sudah ahli. TATA CAHAYA (LIGHTING SET UP) Biasanya kita menggunakan tata cahaya di dalam studio. Walaupun tidak jarang ada yang menggunakannya di luar gedung atau studio. Tata cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai exposure yang benar guna menghasilkan gambar yang memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk itu anda harus mengetahui arah datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya kita bermain dengan arah datangnya sinar. Bagaimana proses terciptanya suatu karya fotografi ?
Proses tersebut terjadi pada saat film yang mempunyai bahan peka cahaya di dalam kamera tersinari dan merekam warna cahaya dari suatu benda yang melintasi kamera.
Modul Perkuliahan Fotografi 31
Image yang terjadi pada film negatif karena adanya cahaya yang mengenai dan “melukai”nya sehingga menimbulkan bekas-bekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka cahaya. Namun agar film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturan-aturan tertentu. Aturan pertama adalah, cahaya harus datang dengan terarah. Ini adalh tugas lensa. Yaitu memindahkan suatu image tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam bentuk dua dimensi. Tanpa lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk fotografi. Aturan kedua adalah, jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang terpasang. Dengan demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus mengetahui pula asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah dari sinar atau cahaya itu datang mengenai objek. Hal inilah yang nanti akan kita bahas pada point berikutnya.
B. SUMBER CAHAYA
Mtahari, bulan, bintang, api, lilin, senter, lampu pijar, neon, lampu kilat (flash) studio, dan pantulan cahaya benda mengkilat dapat dikatakan sebagai sumber-sumber cahaya. Sumber-sumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini :
a. Sumber cahaya alam
Yaitu sumber cahaya yang berasal dari Yang Maha Kuasa, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat. Misalnya : matahari, bulan, bintang, dll.
b. Sumber cahaya buatan
Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau diciptakan oleh manusia. Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin, lentera, api, dll.
Modul Perkuliahan Fotografi 32
C. KUALITAS CAHAYA
Kualitas cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh sumber cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Keras
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang.
2. Sedang
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang.
3. Lemah
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dan gelap.
D. ARAH CAHAYA
Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain :
1. Sinar depan/muka
Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
2. Sinar belakang (Back Light)
Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair, yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :
- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor
- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
Modul Perkuliahan Fotografi 33
3. Sinar samping (Side Light)
Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.
4. Sinar atas
Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek.
5. Sinar kunci
Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi. Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400. Dengan kata lain, film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film (makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar. Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi.
Modul Perkuliahan Fotografi 34
Oleh karena itu, bukaan diafragma (kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam satu “unsur” saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan. Tips untuk anda :
1. Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu :
Apakah kamera yang anda gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya ? atau kamera yang anda gunakan sudah tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda sudah tidak berfungsi lagi ? Bagaimana cara mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan. Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya. Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya dengan beberapa catatan :
1) Sebaiknya anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di kegiatan belajar sebelumnya).
2) Anda harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret.
3) Sebaiknya cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka saja pada cahaya matahari.
4) Saran selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah.
Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur cahaya yang ada. Cara menggunakan pengukur cahaya :
Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya
Modul Perkuliahan Fotografi 35
mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan. 4.3. Rangkuman ● Cahaya merupakan unsur terpenting dalam fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu. Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Sumber cahaya alam
2. Sumber cahaya buatan Pencahayaan secara garis besar terbagi atas :
1. Exposure
2. Tata cahaya Kualitas cahaya dibagi menjadi 3 kategori :
1. Keras 2. Sedang 3. Lemah Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, yaitu :
1. Sinar depan, 2. Sinar belakang, 3. Sinar samping, 4. Sinar atas 5. Sinar kunci, 6. Sinar back ground, 7. Sinar baur Pencahayaan sangat berhubungan erat dengan hasil foto yang baik. Hal ini diantaranya dengan kesesuaian cara pengaturan bukaan diafragma, kecepatan rana dan ISO film yang digunakan. Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa tertenu dalam suasana tertentu pula.
4.4. Latihan 4 Untuk menhetahui sejauh mana pemahaman nada tentang pencahayaan, kerjakamlah tugas berikut ini dengan jujur !
1. Mengapa pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Exposure ?
3. Apa bedanya exposure dengan tata cahaya ?
4. Berapa sumber cahaya yang anda ketahui ?
5. Apakah maksud kualitas cahaya seimbang ?
Modul Perkuliahan Fotografi 36
Tes Formatif 4 Beri tanda silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pernyataan berikut ini !
1. B – S Sinar belakang dimanfaatkan untuk menimbulkan efek aura disekitar siluet obyek.
2. B – S Flair maksudnya adalah masuknya bias sinar tidak langsung ke dalam lensa.
3. B – S Mengatasi flair hanya bisa diantisipasi dengan mengggunakan cahaya pengisi (fill in) atau reflektor. 4. B – S Ukuran setelan pada bukaan diafragma mempengaruhi unsur cahaya yang masuk. 5. B – S Film yang ISOnya lebih rendah, membutuhkan sedikit cahaya dibandingkan film dengan ISO yang tinggi. 6. B – S Film dengan ISO tinggi biasanya dipakai untuk foto-foto olah raga dan pertunjukan opera. 7. B – S Film denga ISO rendah dimanfaatkan untuk mengabadikan momen yang membutuhkan ketajaman detil. 8. B – S Kecepatan rana 1/125 detik lebih cepat dari kecepatan rana 1/60 detik. 9. B – S Untuk mencegah kondisi under, sebaiknya anda mengganti film dengan ISO yang lebih tinggi. 10. B – S Makin besar bukaan diafragma, maka makin blur latar belakang fotonya. 4.5. Umpan Balik Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 4 dan tes formatif 4 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus : Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar
x 100 15
Arti tingkat penguasaan yang anda capai :
Modul Perkuliahan Fotografi 37
90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 70 % = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas anda dapat meneruskan dalam kegiatan belajar 5. Bagus ! Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih di bawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 4. Terutama pada uraian yang belum anda kuasai.
Modul Perkuliahan Fotografi 38
Kegiatan Belajar 5 PELUANG BISNIS FOTOGRAFI DI KAMPUS
a. Pendahuluan
Bagaimana kabar anda sekarang, senang dapat berjumpa kembali dengan anda dalam kegiatan belajar yang terakhir ini. Dalam kegiatan belajar yang terdahulu anda sudah banyak mempelajari sejarah fotografi beserta teknik-teknik dasar fotografi. Pada kegiatan belajar 5 ini akan diuraikan bagaimana anda dapat mempromosikan tentang keahlian yang nada miliki yaitu fotografi. Pada uraian ini merupakan hal penting yang harus anda peklajari yaitu dengan melihat peluang bisnis di kampus. Nantinya anda akan melihat begiti banyak peluang bisnis di dalam kampus terutama dalam hal fotografi. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari modul dalam kegiatan belajar 5 ini, anda diharapkan dapat menembus peluang bisnis fotografi dan mempromosikan diri anda dengan sukses. Tujuam Instruksional Khusus Dengan mempelajari kegiatan belajar 5 modul ini, anda diharapkan dapat mempunyai kemampuan dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Percaya diri
 Ramah dan suka bergaul
 Pemberani
 Melihat mmoment fotografi di kampus
b. Uraian dan contoh
Kampus sebagai tempat dimana mahasiswa belajar, mempunyai sirkulasi yang terbagi tiga, yaitu pertama, sebuah kampus yang sirkulasi mahasiswanya antara 0 – 200 mahasiswa per hari. Ini adalah ukuran kampus kecil yang biasanya universitas ini tidak terlalu besar, sedangkan sirkulasi yang kedua adalah sebush kampus yang dihadiri tiap hari oleh mahasiswa 200 – 700 mahasiswa per hari, kampus ini merupakan kampus yang relatif cukup besar dan biasanya adalah kampus yang berada dalam satu wilayah
Modul Perkuliahan Fotografi 39
yang didalam kampus tersebut terdapat 2 atau 3 fakultas seperti contohnya Kampus B UNJ. Sirkulasi yang terakhir adalah sirkulasi yang dihadiri setiap hari oleh mahasiswa sekitar 700 ke atas, ini merupakan ukuran kampus yang cukup besar, contohnya Kampus A UNJ yang terdiri dari 4 fakultas, Kampus UI Depok, Kampus Trisakti di Grogol. Jika anda berada pada salah satu ukuran sirkulasi kampus tersebut, anda tetap memiliki banyak peluang yang besar sekali terutama dalam bidang fotografi. Berikut ini adalah bagaimana cara melihat pekuang bisnis fotografi di kampus.
1. Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu sifat penting yang harus anda miliki sebagai seprang fotografer. Sifat percaya diri membantu anda menghadapi berbagai medan kehidupan yang ada. Sikap percaya diri yang dimaksud adalah sikap percaya diri yang nyata, bukan hanya khayalan. Contoh sederhana pentingnya percaya diri dalam kehidupan sehari-hari ketika anda menghadapi soal-soal hitungan matematika dan anda adalah seorang ahli dalam bidang itu, maka akan tumbuh rasa percaya diri pada anda, karena anda merasa mampu dalam berkonsentrasi dalam menyelesaikan soal-soal tersebut dengan benar. Dalam menembus peluang bisnis di kampus anda harus PD bahwa anda mampu merebut peluang tersebut. Ada beberapa yang harus difokuskan dalam membina kepercayaan diri anda :
a. Ingat ! Bahwa kepercayaan diri adalah rahasia utama keberhasilan, jadi percayalah kepada diri sendiri jika anda tidak ingin gagal.
b. Bebaskanlah semua perasaan anda hingga dapat menjalani kehidupan tanpa tanggung-tanggung dengan memberikan semua yang anda miliki untuk kehidupan ini.
c. Praktekkan antisipasi kreatif, kekuatan harapan yang positif. Miliki keyakinan bahwa anda memperoleh yang terbaik bukan yang terburuk untuk diri anda sendiri.
d. Lihatlah diri anda dengan penuh keyakinan karena kita cenderung menjadi apa yang kita yakini.
e. Jangan pernah membiarkan kesalahan apapun yang menyebabkan anda berhenti PD pada didi sendiri.
Modul Perkuliahan Fotografi 40
f. Jika anda tidak pernah benar-benar menentukan diri anda, lakukanlah sekarang. Lalu, anda akan mulai menyukai diri anda dengan suatu alasan yang tepat.
g. Anda pasti bisa bila anda berfikir anda bisa. Ukir kata-kata itu dalam-dalam pada kesadaran anda.
Hal di atas harus anda fokuskan dalam diri anda sebagai fotografer dan anda harus memiliki rasa percaya diri bahwa anda adalah seorang fotografer yang handal.
2. Ramah dan Suka Bergaul
Anda harus ingat bahwa anda adalah makhluk sosial. Ingat hal itu baik-baik ! Interaksi dengan sesama manusia adalah suatu hal yang wajib, semakin banyak teman atau kenalan anda maka semakin terbuka peluang bisnis fotografi di Kampus. Hal ini berarti semakin besar pula peluang anda untuk merebutnya. Bergaul dan berkumpul mempunyai peranan yang mendasar dalam hidup ini dan kesempurnaan dalam sisi kehidupan bersandar kepada pergaulan dan hubungan sesama manusia. Oleh karena itu Allah telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang sosial yang mengikuti fitrahnya sehingga tidak sulit bagi anda untuk berinteraksi. Contohnya pada saat anda bayi dan lahir sendiri ke bumi, anda menangis karena merasa takut pada dunia yang lain dari tempat semula dalam kandungan ibu. Untuk itu hendaknya anda memanfaatkan fitrah yang ada pada diri anda. Cobalah bermasyarakat dan perluaslah ruang lingkup pergaulan anda dari teman sesama jurusan ke teman jurusan lainlalu ke antar fakultas. Supaya anda hidup dengan memiliki hubungan kepada sesama dengan baik dan membahagiakan teman-teman anda maka nada harus menjahui “sisi yang tajam” dan hendaklah anada bersikap positif. Ini bukan berarti anda harus menerima ketidak baikan dari orang lain, bukan ! Tetapi yang dimaksud adalah bahwa anda menggunakan cara-cara yang baik untuk menyelesaikannya. Tentunya dalam berinteraksi dengan teman-teman anda, anda harus mengetahui bahwa mereka mempunyai norma-norma tertentu. Jadi hormatilah norma-norma tersebut. Ingat, seperti kata pepatah : dimana kita berpijak di situ langit di junjung !
Jadi dalam bergaul usahakan segala tindak tanduk dan perilaku anda elok dan terpuji dimanapun anda berada. Dengan demikian anda akan dipandang sebagai orang yang mempunyai wibawa dan disegani. Oleh karena itu hendaknya anda menjadikan agama, akhlak dan akal menjadi dasar tertinggi untuk mengatur semua perilaku anada.
Modul Perkuliahan Fotografi 41
3. Pemberani
Berani adalh lawan dari ketakutan. Keberanian adalah sikap tegar dan keras hati tatkala diri menghadapi bahaya. Keberanian bukan hanya terbatas di medan perang, namun banyak medan kehidupan yang menuntut keberanian. Begitu pula anda sebagai fotografer tidak mungkin akan diakui jika tidak pernah memotret dan hunting (memotret di luar). Keberanian dalam dunia fotografi adalah unsur terpenting yang harus anda miliki. Jika tidak bagaimana mungkin anda dapat memitret orang-orang yang terkenal atau orang yang nada segani, begitu pula dalam meraih dunia bisnis dibutuhkan keberanian untuk mencapainya dan memperkenalkan diri anda bahwa anda seorang fotogrefer.
4. Melihat Moment-Moment Kampus
Dalam hal ini anda mengetahui informasi kegiatan-kegiatan kampus dari yang kecil sampai yang besar. Ini penting anda lakukan untuk mendapatkan pengalaman yang pada umumnya pada kegiatan besar kampus seperti wisuda, seminar atau workshoop, Hari Ulang Tahun Kampus, pernikahan maupun kegiatan lainnya. Dalam kegiatan kampus yang kecil, misalnya dalam lingkungan jurusan anda terlibat dalam kepanitiaan untuk memotret kegiatan. Walupun pada awalnya anda belum mendapatkan bayaran tetapi anda akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar dari itu seperti pengalaman dan keberanian. Nantinya anda akan terbiasa memotret dalam kondisi dan situasi apapun juga dan dimana saja dan lama kelamaan hasil foto anda akan semakin bertambah bagus. Selanjutnya dengan pengalaman yang anda dapatkan, anda dapat menentukan sendiri kegiatan yang menurut anda dapat menghasilakan pendapatan yang lebih banyak dari biasanya. Untuk itu sebisanya anda dapat mempromosikan diri kepada siapa saja walaupun anda mendapatkan cobaan dan ritangan. Demikianlah uraian bisnis fotografi di Kampus, semoga anda dapat sukses dalam menjalani kegiatan sebagai fotografer. Selamat Mencoba !
Modul Perkuliahan Fotografi 42
5.3. Rangkuman
Dalam melihat peluang bisnis fotografi di Kampus, anda diharapkan dapat mempunyau kemampuan diantaranya sebagai berikut :
- Percaya diri
- Ramah dan suka bergaul
- Pemberani
- Melihat moment-moment Kampus
5.4. Latihan 5
1. Setelah anda mempelajari uraian di atas, kira-kira kemampuan apa lagi yang harus dimiliki oleh seorang fotografer yang profesional selain uraian di atas ?
2. Mengapa seorang fotografer harus mempunyai keberanian ?
3. Bilamanakah Kampus mengadakan kegiatan besar ?
5.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Jawaban yang anda berikan dapat anda cocokkan pada kunci jawaban latihan 5 pada modul ini, mungkin jawaban anda termasuk salah satunya. Dengan berhasilnya anda menjawab latihan ini, berarti anda telah memahami dengan baik uraian kegiatan belajar 5. Selamat ! Anada telah mengikuti dan mempelajari modul ini dengan baik dari kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 5. semoga anda mempunyai keahlian fotografi dan dapat menjadi seorang fotografer yang profesional tidak hanya di Kampus tetapi dimana saja.
Selamat Menjadi Fotografer yang Profesional
Good Luck !
Sampai jumpa pada modul kami berikutnya dan
Mudah-mudahan anda menyukai sajian materi yang
telah kami berikan
Modul Perkuliahan Fotografi 43
Kunci Jawaban Latihan 1
1. Kamera Obscura berasal dari cahay lulus dari sebuah lubang kecul ke dalam sebuah ruangan yang gelap, maka didnding di hadapannya terlihat bayangan dari apa yang ada di muka lubang itu dalam keadaan terbalik, yang di atas ke bawah dan sebaliknya.
2. Bila perak nitrat dicampur kapur lalu terkena cahaya maka perak nitrat itu mengalami perubahan yaitu mula-mula jadi merah tua lalu menjadi lembayung biru.
3. Thomas Wedgwood, Joseph Nicerhore Niepce dan George Eastman.
Tes Formatif 1
1. B
2. S
3. S
4. S
5. B
6. B
7. B
Latihan 2
1. Bagian depan kamera SLR
a. Tombol preview
b. Self timer
c. Cermin
d. Pemicu diafragma
e. Kunci lensa
2. Prinsip kerja kamera SLR pada saat cahaya masuk melalui lensa dan ran abelum terbuka maka cahaya dipantulkan cermin menuju pentaprisma untuk dibalikkan bayangannya, ketika rana membuka cermin menutup dan cahaya yang masuk terekam pada film.
3. Lensa tidak boleh selalu terbuka karena mudah terkena debu dan pasir pada permukaan lensa yang berakibat fatal.
Modul Perkuliahan Fotografi 44
Tes Formatif 2
1. B
2. S
3. B
4. S
5. S
6. B
7. S
8. S
9. B
10. S
Latihan 3
1. Cara mengisi film yaitu yang pertama, lepaskan kancing dibagian kamera dengan menarik tombol rewind ke arah atas lalu buka penuh ke arah kanan kemudian selongsongan film dimasukkan pada kamar film dengan ujung spool pusat lalu didorong tombol ke bawah lagi. Tarik film keluar dari selongsongan lalu tutup punggung kamera yang ada.
2. Langkah-langkah memotret yaitu :
a. Sesuaikan kamera dengan asa film yang dipakai
b. Pilih subyek
c. Pilih kecepatan rana
d. Memilih bukaan diafragma
e. Melakukan komposisi
f. Melakukan pengokangan
g. Melepaskan bidikan
3. Yang perlu diperhatikan dalam komposisi yaitu dalam menyusun elemen foto kedalam format foto menjadi kesatuan yang seimbang dan harmonis sehingga foto tersebut enak dilihat dan lebih hidup.
Tes Formatif 3
1. S
2. S
Modul Perkuliahan Fotografi 45
3. B
4. B
5. B
6. S
7. B
8. B
9. B
10. B
Latihan 4
1. Karena pencahayaan merupakan salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi.
2. Exposure adalh pencahayaan yang sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi.
3. Tata cahaya adalah pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi.
4. Ada 2 yaitu : 1. Sumber cahaya alami
2. Sumber cahaya buatan
5. Maksudnya cahaya dapat menimbulkan nada warna cahaya yang lembut antara gelap dan terang.
Tes Formatif 4
1. B
2. S
3. S
4. B
5. S
6. B
7. B
8. B
9. B
10. B
Ltihan 5
Modul Perkuliahan Fotografi 46
1. Jujur, menerima kritik, kreatif, tampil beda dalam menyusun hasil foto yang telah telah jadi, selalu belajar.
2. Karena kemeranian dalam dunia fotografi adalah unsur terpenting yang harus dimiliki seorang fotografer. Kalau tidak, ia tidak akan pernah berani memotret moment-moment yang mendebarkan dan menarik perhatian orang lain.
3. Saat HUT-nya, Wisuda, hari-hari Nasional, Hari-hari raya agama, dll.
PENUTUP Demikianlah uraian modul ini mengenai Fotografi Sebagai Peluang Bisnis di Kampus, mudah-mudaham modul ini bermanfaat bagi kita semua yang memerlukannya dan kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda. Sampai berjumpa kembali pada modul berikutnya. Terima kasih.
Modul Perkuliahan Fotografi 47
DAFTAR PUSTAKA
1. Genggam, Roy. Pencahayaan. PDJ Jakarta. 1997.
2. Gaunt, Leonard. The Canon SLR. New York. 1978.
3. Nurdin, Cahyo. Cahaya PDF. Jakarta. 1997
4. Kompas. Kaula Muda. Gramedia. 1999.

Dasar-Dasar Teknik Photography


Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.
Jenis-jenis kamera
a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.
Format film
Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film.
1. APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia
2. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita
3. Medium format
4. Large format
Jenis Film
1. Film B/W, film negatif hitam putih
2. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai
3. Film positif, biasa juga disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas
Jenis-jenis kamera Film
1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm
2. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm
3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem
4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium
5. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium
Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.
b ) Kamera digital
Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto
3. DSLR. Digital SLR
Lensa Kamera
mata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum.
Field of View (FOV)
tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan.
Field of View Crop
sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier. Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm (FOV crop factor 1.5x)
Jenis-jenis Lensa
a. berdasarkan prime-vario
1. Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga yang sama
2. Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat diatur
b. berdasarkan panjang focal
1. Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal 35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung
2. Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa serbaguna, cepat dan harganya murah
3. Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh
c. berdasarkan aperture maksimumnya
1. Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar
2. Lambat, memiliki aperture maksimum sempit
d. lensa-lensa khusus
1. Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari jarak dekat
2. Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm
Peralatan bantu lain
- Tripod , diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal.
Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
- Monopod , mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja.
- Flash/blitz/lampu kilat , untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap
- Filter , untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya :
UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras langit
Exposure
jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.
- Aperture/diafragma . Makin besar aperture makin banyak cahaya yang masuk. Aperture dinyatakan dengan angka angka antara lain sebagai berikut: f/1,4 f/2 f/3,5 f/5.6 f/8. semakin besar angkanya (f number), aperture makin kecil aperturenya
- Shutter speed/kecepatan rana . Makin cepat, makin sedikit cahaya yang masuk
- ISO , menyatakan sensitivitas sensor/film. Makin tinggi ISOnya maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO 100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200
Contoh: kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200.
Exposure meter , pengukur cahaya. Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal
Exposure metering ( sering disingkat dengan metering )
adalah metode pengukuran cahaya
1. Average metering , mengukur cahaya rata-rata seluruh frame
2. Center-weighted average metering , mengukur cahaya rata-rata dengan titik berat bagian tengah
3. Matrix/Evaluative metering , Mengukur cahaya di berbagai bagian dari frame, untuk kemudian dikalkulasi dengan metode-metode otomatis tertentu
4. Spot metering , mengukur cahaya hanya pada bagian kecil di tengah frame saja
Exposure compensation, 18% grey . Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih.
Under exposured = foto terlalu gelap karena kurang exposure
Over exposured = foto terlalu terang karena kelebihan exposure
Istilah stop
Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali.
Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali.
Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali.
Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali.
Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2.
Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ akar2).
Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1.
Beda speed tiap stop adalah 2 kali
DOF , Depth of Field, kedalaman medan. DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus.
Kedalaman medan dipengaruhi oleh besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek.
1. Aperture, semakin besar aperture (f number makin kecil) maka DOF akan makin dangkal/sempit
2. Panjang fokal (riil), semakin panjang fokal, DOF makin dangkal/sempit
3. Jarak ke obyek, semakin dekat jarak ke obyek maka DOF makin dangkal/sempit
Pemilihan DOF
- Jika DOF sempit, FG dan BG akan blur. DOF sempit digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan sekitarnya misalnya pada foto-foto portrait atau foto bunga.
- Jika DOF lebar, FG dan BG tampak lebih tajam. DOF lebar digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto nampak tajam, seperti pada foto landscape atau foto jurnalistik.
Shooting mode
Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret
1. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter
2. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF
3. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil
4. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus
5. Fast shuter speed
6. Slow shutter speed
Creative zone
1. P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
2. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat
3. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed
4. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual
Komposisi dan Angle
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto
Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar
Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.

Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan dipermukaan bumi yang disebabkan oleh gelombang-gelombang seismik dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi. Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah di permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum. Gempa bumi dapat diklasifikasikan menurut kedalaman hiposentrum,kekuatan gelombang atau getaran gempanya dan faktor penyebabnya.

A. Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Kedalaman Hiposentrum

1. Gempa Bumi Dalam
gempa bumi adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Tempat yang pernah mengalami adalah dibawah laut jawa,laut sulawesi,dan laut flores

2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat yang pernah terkena antara lain :
Sepanjang pulau sumatera bagian barat, pulau jawa bagian selatan, sepanjang teluk tomini, laut maluku, dan kep. Nusa Tenggara.

3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain : Pulau bali, pulau flores, yogyakarta, dan jawa tengah.

B. Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Gelombang/Getaran Gempa
1. Gempa Akibat Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang/getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. getaran ini berasal dari hiposentrum
2. Gempa Akibat Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
3. Gempa Akibat Gelombang Panjang
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4 km/detik.
Gelombang ini berasal dari episentrum dan gelombang inilah yang banyak menimbulkan kerusakan di permukaan bumi.

C. Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Faktor Penyebabnya
a. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang di sebabkan oleh dislokasi atau perpindahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi pada struktur bumi, yakni adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam: vertical dan horizontal

b. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung api atau letusan gunung api. pada saat dapur magma bergejolaik, ada energi yang mendesak lapisan bumi. Energi yang mendesak lapusan bumi ada yang mampu mengangkat lapis dan bumi sampai ke permukaan di sertai getaran. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.

c. Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan(terban) adalah gempa bumi yang di sebabkan runtuhnya atap gua atau terowongan tambang di bawah tanah.
Jika batuan pada atap rongga atau pada dinding rongga mengalami pelapukan, maka rongga dapat runtuh karna tidak mampu lagi menahan beban di atas rongga. runtuhnya gua dan terowongan yang besar bisa mengakibatkan getaran yang kuat
Alat untuk mengukur gempa bumi adalah seismograf. seismograf ada 2 jenis: seismogaf vertikal dan seismograf horizontal
untuk mengukur gempa bumi di butuhkan satu seismograf vertikal dan
dua seismograf horizontal.

d. Faktor-Faktor Terjadinya Gempa Bumi
Faktor penyebab terjadinya gempa bumi adalah adanya retakan dan pelepasan sistem disuatu tempat yang kemudian bergerak dan berubah demikian cepat sebagai akibat desakan tenaga dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen).

e. Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Gempa Bumi
Gempa bumi memiliki kekuatan yang bervariasi, yakni gempa yang berkekuatan rendah, sedang dan tinggi.
Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya:
- jalan raya terputus
- seluruh bangunan terbelah
Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder. Contohnya :
- terputusnya listrik, telepon, jaringan air minum.
- kebakaran, ledakan dan kekeringan.
Gempa bumi yang kuat apabila terjadi di dasar laut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau yang biasa disebut TSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam.
Tsunami adalah gelombang besar yang di akibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti gelombang pelabuhan.

Beberapa hal akibat dari tsunami :
a. banjir dan gelombang pasang
b. kerusakan pada sarana dan prasarana
c. pencemaran air bersih

Tanda-Tanda Terjadinya Tsunami
- Pada umumnya terjadi gempa yang sangat kuat.
- Permukaan laut akan surut tiba-tiba. Hal tersebut merupakan awal tanda gelombang raksasa akan datang dan sekaligus pratanda peringatan datangnya tsunami.
- Tsunami terdiri atas beberapa rangkaian gelombang. Pada umumnya,gelombang pertama bukan gelombang yang besar dan membahayakan, namun sesaat kemudian akan muncul gelombang yang lebih besar dan berbahaya.
- Pemasangan alat berteknologi tinggi(tsunami buoy), yaitu sistem peringatan dini gelombang tsunami.

Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami
- Segera mengungsi dan ketempat yang menjauhi tempat kejadian.
- Jika disertai gempa berlari ketempat yang lebih tinggi (menjauhi pantai).
- Mengutamakan keselamatan jiwa sendiri, tak perlu memikirkan harta.
- Jika terjebak dalam tsunami maka carilah benda-benda terapung sebagai rakit.

Upaya Mengurangi Dampak Tsunami
- 100 meter dari wilayah pesisir tidak di jadikan sebagai tempat pemukiman
- Menanam tanaman yang mempunyai daya resistensi tinggi dalam menahan gelombang tsunami.

f. Skala Kekuatan Gempa Bumi
Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut C.F. Richter.
C . F . Richter adalah seorang ahli sismologi berkebangsaan amerika serikat, yang pada tahun 1935, menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala magnitudo (ukuran besar/kecilnya kekuatan gempa). Richter menggunakan klasifikasi angka 0 sampai 8. semakin besar angka semakin besar magnitudonya.

Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut Mercalli
Mercalli pada tahun 1931 menyusun skala gempa bumi berdasarkan skla intensitas gempa. intensitas gempa di suatu tempat adalah kekuatan gempa yang diestimasikan berdasarkan efek geologis dan efeknya terhadap bangunan dan manusia.

Skala Kekuatan Gempa Menurut Omori
Skala gempa yang ditilis oleh omoro mirip dengan skla gempa yang ditilis olh mercalli.
Di indonesia jika diperhatikan dengan cermat kondisi gunung apinya masih tergolong berumur muda dan berderet yang membentuk jalur gunung api.
Dan merupakan pertemuan antara sirkum mediterania dan sirkum pasifik.

Menghadapi Gempa
Tindakan Saat Gempa:
- jika berada dalam gedung/rumah, segeralah keluar dalam keadaan tenang.
- jika dalam keramaian ruangan jangan ikut panik, carilah jalan alternatif
- jika berada di luar rumah menjauhlah dari bangunan dan pohon yang dapat rubuh.
- jika berada didalam gedung bertingkat, jangan gunakan lift saat terjadi gempa.

Tindakan yang di lakukan setelah gempa
- nyalakan radio atau cari informasi dari para pejabat yang berwenang.
- jangan memasuki bangunan yang terlihat sudah tidak stabil.
- untuk daerah pesisir jika air surut tiba-tiba berhati-hati dan segera mengungsi.

Proses Terbentuknya Jalur Gunung Api Di Indonesia
Menurut para ahli geologi, lempeng india-australia yang berada di dasar samudera sebelah selatan indonesia telah bertabrakan dengan lempeng Eurasia (daratan benua eropa dan asia) di sepanjang lempeng bagian selatan indonesia. di tempat itu lempeng india-australia terdesak dan menyusup ke bawah kepulauan indonesia.

Proses tabrakan antar lempeng yang kemudian terjadi penyusupan suatu lempeng benua ke lempeng benua lainnya atau yang sering disebut penunjaman (subduction). Peristiwa serupa juga terjadidi kawasan indonesia bagian timur. di daerah itu lempeng pasifik mengalami penunjaman kebawah lempeng eurasia.
Proses penunjaman tersebut menimbulkan getaran atau gempa bumi di indonesia yang melepaskan panas yang menyebabkan melelehnya batuan, sehingga menghasilkan magma.

Jalur Gunung Api Indonesia
Keberadaan jalur pegunungan dunia, menyebabkan indonesia memiliki 3 sistem gunung api. Di antaranya :
- jalur pegunungan sirkum mediterania
- jalur pegunungan sirkum pasifik
- jalur pegunungan lingkar Australia

Jalur gunung api busur luar/outerarc yang bersifat non vulkanik/tidak aktif
Simeulue, nias ,batu, mentawai, enggano, siwo ,rote, timur, leti, sermata, buru,dll

Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik
Jalur pegunungan ini berderet melalui sulawesi utara, yakni gunung lakon, soputan, klabat bersambung ke kepulauan sangir, talaud,t idore,t ernate, serta lampo batang(sulawesi selatan).

Jalur Pegunungan Lingkar Australia
Jalur pegunungan ini berderet dibagian ekor Pulau Irian sampai kepala burung Irian dan berakhir di Pulau Halmahera dan sekitarnya
Di Indonesia terdapat sekitar 130 Gunung Api yang masih aktif dan sekitar 420 Gunung Api yang sudah tidak aktif / sudah mati.

Jalur Gempa Bumi Di Indonesia
Lempeng India -Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia dan lempeng India Australia bertabrakan dengan lempeng Pasifik.
Jalur gempa bumi di indonesia yan posisinya mengikuti sirkum mediterania melalui pulau Sumatera sebelah barat, Pulau Jawa sebelah selatan, Bali, NTB, NTT.
Daerah yang relatif aman dari ancaman gempa bumi jika dibandingkan dengan beberapa pulau lainnya adalah Pulau Kalimantan . Hal ini disebabkan karena Pulau Kalimantan letaknya jauh dari lokasi pertemuan antar lempeng, sehingga hampir tidak terdapat hiposentrum gempa.